Segelintir tulisan ini aku temukan diblog salah satu penulis favoritku (Aiman Bagea), tulisan ini membuatku mengingat kamu.
Untuk Kamu dan Jarak :))
Kini, di antara aku dan kamu, berdiri dinding raksasa bernama jarak.
Pada musim penghujan silam, saat di mana jarak itu mengambil celah, kita
telah menyepakati untuk saling menjaga hati, kendati itu masih
membuatku bertanya-tanya—mampukah kita?
Katamu, tidak perlu ada ragu di antara dua orang yang saling mencintai.
Cinta tidak membutuhkan itu, karena cinta membutuhkan kepercayaan.
Itulah yang harus kulakukan, katamu saat itu, juga akan kau lakukan,
mempercayakan hati pada diri masing-masing, bahwa bagaimanapun, tidak
peduli jarak itu begitu terasa, begitu menyiksa, cinta akan tetap
melekat, bagaikan cat yang melapisi bangku taman yang kerap kita duduki
pada setiap pertemuan.
Namun, kini, entah mengapa, ragu itu berkecambah. Dan, itu membuatku takut, sayang.
Aku takut bila jarak akhirnya mengikis apa yang telah begitu lama
menempati ruang di dadamu; itu cinta. Aku takut bila jarak akhirnya
tidak lagi menghadirkan rindu, sebagaimana ia telah menjadi candu untuk
kita selama ini. Aku takut semua itu terjadi pada kita.
Kata orang, semua bisa terjadi. Mereka yang akan menikah beberapa hari
lagi bisa saja urung, entah oleh alasan apa pun. Bagaimana dengan kita?
Hanya ada jarak, dan bila segenggam kangen itu menyesaki dadaku, aku
hanya bisa meraih-raih wajahmu dalam khayalku. Lirih suaramu tidak
lantas menyembuhkan kerinduan itu.
Aku takut, sayang, bila Tuhan menghadirkan orang lain dalam hidupmu,
memberimu rasa nyaman jauh daripada apa yang telah kuberikan, lantas
mengubah seluruh rasa di hatimu. Inilah yang pada akhirnya membuatku
bertanya-tanya, apakah kita mampu? Apakah kita mampu melawan rasa,
mengkhianati segala janji yang telah ada. Inilah yang pada akhirnya
membuatku, pada malam-malam sunyi dan sendiri, tak henti-henti
merapalkan harap, semoga semua baik-baik saja. Kamu dan aku.
Semoga hati kita tidak lengah. Semoga Tuhan memberikan ketabahan pada
kita, mengajarkan kita bahwa jarak bukanlah tempat mencari-cari alasan
untuk saling meninggalkan. Semoga jarak adalah ruang di mana cinta dan
kerinduan bagaikan nyala purnama pada gelap malam, membuncah dan
menerangi. Semoga.
*catatan kecil*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar