Senin, 18 Juli 2022

Adam's Day

Ini hanya sebuah ungkapan hati seorang ibu yang harus berpisah jauh dari anaknya, karena pekerjaan.

Banyak yang bilang tega, jahat tanpa pernah tau dan ada diposisi yang sama.

Yang hanya bisa tetap tertawa ketika bertemu secara virtual, walau sebenarnya hatinya menangis ingin pulang.


Rasa dingin ketika Bunda harus masuk ruang operasi masih terasa.

Kala itu Bunda takut. Bukan takut Bunda kenapa². Tapi, Bunda takut Adam yg luka.

Setiap denting atau gesekan terdengar samar. Bunda setengah sadar. Karena tidak ada persiapan untuk operasi hari itu. Tapi yg Bunda nanti, suara tangis Adam.

Karena Bunda terlalu lemas waktu itu, dokter tidak kasih kesempatan Bunda untuk langsung peluk Adam. Bunda sedih. Bunda berharap cepat keluar dan bertemu Adam.


Maaf ya sayang, ternyata Bunda ga sekuat itu.

Bunda baru bisa ketemu Adam lebih dari 24 jam berikutnya.

Dan ketika dokter bilang, "Alhamdulillah, Adamnya sehat bu, hasil lab nya bagus semua."

Lega sekali nak rasanya.


Bunda pikir setelah itu, Bunda kuat.

Ternyata masih belum nak.

Bunda harus transpusi darah sampai 2 kantong. Setelah transpusi-pun Bunda belum juga kuat nak. Bunda masih dipinta untuk transpusi lagi.


Bunda mohon ke dokter untuk dibolehin pulang. Sudah tak sabar ingin tidur sambil peluk Adam.


Setelah akhirnya Bunda diijinkan pulang. ternyata lagi-lagi Bunda ga sekuat itu nak.

Bunda sakit sebelum Adam genap 40 hari.

Seluruh badan Bunda penuh dengan ruam. Dan itu luar biasa nak rasanya. 

ASI Bunda yg seharusnya jadi Hak Adam. Dan jadi kewajiban Bunda berkurang nak.

Disitula awal mula Bunda gabisa memenuhi Hak Adam. 


Maaf ya nak. Sampai detik ini Bunda sering merasa bersalah karena kurang gigih. Maaf ya sayang, sekali lagi maafin Bunda.


Tak terasa juga, 3 bulan cuti Bunda berakhir.

Ahh, itu berat sekali rasanya untuk Bunda. Bunda belum siap jauh dari Adam. Bunda merasa jahat sekali sama Adam. Bunda paling jahat.


Dan akhirnya, Bunda putuskan ajak Adam ke "tempat kerja".

Kala itu kurang lebih 3 bulan Adam ikut Bunda disana. Dan ternyata itu lebih berat dari sebelumnya nak. Timbangan Adam yang naik min. 1 kg tiap beberapa bulan lalu. Tiba-tiba cuma naik 300gr nak. Bunda merasa bersalah lagi untuk kesekian kalinya. Bunda masih berusaha kuat dan berusaha timbangan Adam bisa naik lagi. 

Tapi ternyata Bunda gabisa nak. Maafin Bunda ya sayang.


Akhirnya setelah 3 bulan Adam ikut Bunda kerja.

Bunda putuskan untuk Adam, Bunda bawa pulang lagi. Bunda berusaha menguatkan hati tapi ternyata lagi-lagi dan lagi-lagi Bunda gakuat nak..


Tapi, Bunda selalu berusaha tegar dan selalu berusaha terlihat baik-baik saja. Karena ini keputusan Bunda.

Bunda lebih rela menahan rindu untuk ketemu Adam, daripada Adam harus kekurangan banyak hal(.....).


Dan hampir 6 bulan kita dipisahkan jarak. Walaupun Bunda dan Ayah tiap minggu pulang tapi rasanya lamaa sekali.

Setiap senin tujuan Bunda cuma jum'at.

Bunda cuma pingin ketemu Adam, terus terus terus.


Dan hari ini genap 1⃣ tahun umur anak Bunda.

Makasih yaa, makasih banyak sayang.

Sudah ngajarin Bunda banyak hal. Bunda jg sadar, ada banyak hal yang gabisa Bunda lakuin sekaligus.

Bunda gabisa ketawa ketika Bunda nangis sesegukan karena ingin ini cepat berakhir.

Bunda gabisa berdamai dengan diri Bunda sendiri disaat Bunda merasa ini ga adil.

Dan Bunda gabisa tiba-tiba bersyukur saat apa yg Bunda harap ternyata hancur.

Maafin Bunda ya sayang.


Adam sayang.

Kamu anak Bunda paling hebat.

No matter what, I will always proud of you and I love you.

Maafin Bunda yang sampai detik ini tidak bisa selalu ada untuk Adam. Yang belum bisa jadi ibu yang baik buat Adam.

Maafin Bunda ya Sayang.

Maafin Bunda.


I love you, always

Bunda❣

Kamis, 28 Desember 2017

I'm your dandelion

Aku tak secantik mawar, tak seelegan anggrek, tak selembut lili ataupun sewangi melati.
I was just a dandelion.

Dandelion bunga yang tak menarik.
Dandelion tak punya mahkota bunga yang bisa menarik kumbang untuk hinggap.
Dandelion bahkan sering tumbuh diantara ilalang dan rerumputan liar.
Dandelion terlihat lemah dan rapuh karena tangkainya yang kecil.
Tapi, dandelion-lah yang paling ikhlas dan sabar.
Dia merelakan tiap benihnya diterbangkan angin, lalu pasrah dijatuhkan dimana saja.
Sekalipun ditepi jurang atau dicelah-celah batu. Dandelion akan tetap tumbuh dan melahirkan bunga baru.
Meski pada akhirnya ilalang-lah yang menyembunyikan dia dari senja. Lalu, angin membawanya terbang lagi.

I was just a dandelion

Namun..
Bolehkah aku tetap menjadi rumahmu?
Tempat kau pulang dari segala resah
Tempat kau pulang tiap kali hatimu lemah
Tak apa jika tak mewah asal ada banyak berkah didalamnya.

Because I just a dandelion
Love me just the way i am.



nfaisyh
Did you know: Dandelion juga sering dikenal dengan " wish flower "

Karena rezeki sudah tertakar dan jodoh tak mungkin tertukar.

Misal

Misal aku datang ke rumahmu
Dan kau sedang khusyuk berdo'a,
Akankah kau keluar dari do'a mu
Dan membukakan pintu untuk ku?
(sebuah pertanyaan)

Maaf.

Bukannya kau meminta ku untuk mendekati penciptamu?
Agar kelak kau tak perlu susah payah mengetuk pintu rumahku.
Karena kau sudah ada didalamnya.
(sebuah...entahlah)
😁😅

***

Suamiku..
Siapapun kamu
Dimanapun kamu
Tetaplah berdo'a
Tak perlu gegabah meminta
Karena aku wanitamu
Karena aku akan mencintaimu dengan tabah

Minggu, 25 Desember 2016

29; kita bukan sepasang kekasih yang mengisi seluruh waktu bersama dengan saling memuji dan mengagumi. Kita juga bukan sepasang kekasih yang selalu bisa menghabiskan waktu dengan menyenangkan karena punya hobi yang sama. Ya, kadang kita saling membenci. Aku membenci sifat emosionalmu yang seringkali meledak-ledak tak terkendali, atau, sikap dinginmu yang sukses menularkan kebekuan antara kita. Dan kau, barangkali begitu mengutuki sikap diam dan perhatianku yang berlebihan pada hal-hal kecil.

29; ah, barangkali aku memang bukan kekasih yang baik. Sebagaimana hidup kita yang tak selalu berjalan dengan baik. Kadang jiwa kita tenang tentram, kadang kita menjalani malam-malam yang penuh kekhawatiran. Kadang kita bisa makan apa saja yang kita inginkan, kadang tak ada sedikitpun nafsu untuk menyentuh makanan.

Terima kasih(29); telah menemaniku hingga aku tak sendirian.

Kamis, 15 September 2016

Holaaaa
Udah lama banget ga nulis.
Sampe bingung ini buka ms.word untuk nulis apa
Aku ga pernah nulis lagi sampe aku lupa gimana caranya milih diksi yang bagus buat nulis
Tapi, sering kali dalam perjalanan entah dari rumah ke kantor, dari rumah ke mana aja suka tiba-tiba kepikiran diksi yang bagus
Suka tiba-tiba bikin kata-kata bijak yang menguatkan atau malah menyulut sedih
Tapi setelah itu.. aku lupa begitu saja.
Aku hanya suka menulis. Apa saja.. asal aku bisa menulis
Hahaha aneh ya
Tapi dengan menulis aku lega
Aku merasa lebih tenang.
Iya menulis memang salah satu hal yang menenangkan bagiku
Walaupun sebenarnya tulisan ku tak pernah bermakna

-N-

Jumat, 06 November 2015

Lagi-lagi, entahlah!

Kamu pasti takut sendiri. Aku juga. Kemarin, waktu kau bilang kau akan pergi jauh, aku makin takut. Ada semacam perih dalam hati yang membuat mataku dipaksa berair. Pipiku becek. Sayang, air mataku, sederas dan sebanyak apapun ia mengalir, tampaknya tak punya daya menahanmu untuk tetap di sini. Maka detik itu aku pura-pura tersenyum. Detik selanjutnya aku menyadari bahwa tersenyum sama sekali tak melegakan.

Bila kau mengerti. Dalam senyum yang kubuat-buat itu sebenarnya hatiku berdo’a:  “Tuhan, tak bisakah Kau lewatkan aku dari cerita tentang keterpisahan ini?”. Belum sempat kudengar jawaban dari-Nya, lantas kususul dengan doa-doa senada: ”Tak bisakah waktu Kau putar lebih cepat sampai ia kembali?”“Tak bisakah untuk kali ini saja, anugerahi hambamu ini kemampuan untuk memperbudak waktu?”. Entahlah, semoga saja dengan semakin beragam doa yang kuucap, Tuhan semakin ramah sebab punya banyak pilihan untuk dikabulkan.

Menjauh untuk menjaga. Kau tahu, sejujurnya aku benci konsep itu. Terlalu menyedihkan. Seperti perumpamaan klasik tentang matahari yang mencintai bumi dengan jaraknya. Terdengar tegar dan dewasa memang, tapi tetap saja menyedihkan. Aku mulai mengira, barangkali analogi itu cuma pembenaran teoritis atas tragedi ketidakmampuan mencintai—dengan alasan apapun. Atau boleh jadi semacam legitimasi bagi sebuah kerapuhan jiwa.

Apa yang bisa diharapkan, dari sebuah cinta yang bahkan oleh himpitan jarak saja ia jadi tak berdaya?

Apa yang bisa dibanggakan, dari cinta yang dengan segala macam pembenarannya menyerah pada sebuah keterpisahan, pasrah pada ketakberdayaan, sementara seluruh penjuru dunia memuja kedigdayaannya dengan kalimat ‘Amour Vincit Omnia’ ?

Kalau saja  matahari, memang mencintai bumi. Dengan abadinya keberjarakan yang ditakdirkan pada mereka, mestinya telah redam bara yang ia punya. Terendam oleh air matanya sendiri. Seperti Qais yang cintanya tak pernah sampai pada Laila, tak ada yang bisa ia lakukan kecuali menangis. Lalu majnun-lah ia, sebelum akhirnya mati dalam sebuah keterpurukan. Apakah selalu begitu, benturan antara rasa dengan realitas yang beda rupa selalu mencipta luka?

Menjauh untuk menjaga.

Sampai pada baris tulisanku yang kesekian ini, aku masih belum bisa menerima konsep itu. Seperti konsep ‘rela menunggu untuk kebahagiaan’. Lagi-lagi, entahlah. Barangkali karena aku terlalu merindukanmu, hingga bahkan aku tak rela menunggu, terlebih lagi membuatmu menunggu.



Ja(t)uh - Azhar Nurun Ala :**

Kamis, 20 Agustus 2015

Persahabatan yang ada sekarang bisa forever ever together. (not love but friendshit) I love yaaao!

Kita terluka ulah diri yang tak ingin merendah.
Kita terlalu angkuh untuk berkata 'maaf'.
Kita terlalu naif untuk berkata 'rindu'. 
Kita terlalu gengsi untuk mengaku bersalah.

Kita sama.
Sama-sama merasakan hal yang sama.
Sama-sama menginginkan hal yang sama.
Sama-sama menyembunyikan hal yang sama.

Mungkin bukan hanya aku yang mengingikan kehangatan seperti dulu.
Mungkin kau juga.

Mungkin bukan hanya aku yang ingin berlari mengejar mimpi dengan dukunganmu.
Mungkin kau juga (butuh dukunganku).

Mungkin bukan hanya aku yang ingin tertawa bahagia, menagis haru, saling melambaikan tangan, mengucap salam perpisahan dengan manis, menepuk pundak dengan seruan semangat dan sukses untuk mimpi (kita masing-masing).
Mungkin kau juga.

Tapi, ada rasa yang sepertinya tak akan pernah sama.
Ada rasa yang sepertinya tak bisa kembali utuh.
Ada rasa yang hilang entah sejak kapan.

Im gonna miss miss you so much!

Maaf untuk kesalahan yang tak bisa ku akui.
Maaf untuk persahabatan yang ku sudahi.
Maaf!


**Aku tidak tahu bagaimana mengungkapkannya dihadapanmu, namun disini aku bisa. Jangan tanya kenapa? Aku masih sahabatmu. Cekilehh bhahahah!